Perang Dagang Antara AS-China Mengakibatkan Harga Minyak Dunia Jatuh
Perang Dagang Antara AS-China Mengakibatkan Harga Minyak Dunia Jatuh
Harga minyak mentah pada saat perdagangan akhir pekan, Jum’at
(31/8/2018) saat kekhawatiran perang perdagangan antara Ameirka Serikat
dan China kembali beradu. Disi lain sanksi AS terhadap ekspor minyak
Iran mencegah kejatuhan pasar lebih jauh, sebab itu menjadi pasokan
global.
Dikutip dari Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan pada posisi USD77,70 per barel atau turun 7 sen dari penutupan terakhir sebelumnya. Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS lebih rendah 3 sen menjadi USD70,22 per barel.
Tetapi, dengan pasokan Venezuel yang jatuh tajam dan kekhawatiran seputar sanksi terhadap iran yang akan menargetkan ekspor minyaknya sejak November mendatang. Pasar minyak pada Agustus berada di jalur untuk memposting kenaikan lebih dari 4% untuk Brent dan peningkatan 2% bagi WTI.
Dalam sinyal pengetatan pasar, jumlah minyak yang tidak terjual menyusut sekitar 30 kargo menjadi segelintir dalam beberapa pekan terakhir, seperti yang ditunjukkan data perdagangan. Meskipun begitu, para analis memperingatkan bahwa perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya, terutama China dan Uni Eeropa, dapat mulai menyeret pertumbuhan ekonomi dan mempengaruhi permintaan bahan bakar.
“Anda harus bertanya-tanya apakah minyak mentah dapat mempertahankan harga saat ini ditengah kondisi global saat ini, saat Presiden Donald Trump menggandakan pertempurannya dengan Uni Eropa dan China pada saat yang sama,” ucap Greg McKenna, Kepala Strategi Pasar di broker berjangka AxiTrader.
Presiden AS Donald Trump berencana akan meningkatkan konflik perdagangan dengan Chin dan mengatakan bahwa siap untuk mengenakan tarif lebih dari USD200 milair terhadap impor China. “Asumsi perang perdagangan akan meningkat lagi, pertanyaan yang akan diajukan oleh para pelaku pasar adalah pertumbuhan dan permintaan minyak mentah,”ujar McKenna.
Dikutip dari Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan pada posisi USD77,70 per barel atau turun 7 sen dari penutupan terakhir sebelumnya. Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS lebih rendah 3 sen menjadi USD70,22 per barel.
Tetapi, dengan pasokan Venezuel yang jatuh tajam dan kekhawatiran seputar sanksi terhadap iran yang akan menargetkan ekspor minyaknya sejak November mendatang. Pasar minyak pada Agustus berada di jalur untuk memposting kenaikan lebih dari 4% untuk Brent dan peningkatan 2% bagi WTI.
Dalam sinyal pengetatan pasar, jumlah minyak yang tidak terjual menyusut sekitar 30 kargo menjadi segelintir dalam beberapa pekan terakhir, seperti yang ditunjukkan data perdagangan. Meskipun begitu, para analis memperingatkan bahwa perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya, terutama China dan Uni Eeropa, dapat mulai menyeret pertumbuhan ekonomi dan mempengaruhi permintaan bahan bakar.
“Anda harus bertanya-tanya apakah minyak mentah dapat mempertahankan harga saat ini ditengah kondisi global saat ini, saat Presiden Donald Trump menggandakan pertempurannya dengan Uni Eropa dan China pada saat yang sama,” ucap Greg McKenna, Kepala Strategi Pasar di broker berjangka AxiTrader.
Presiden AS Donald Trump berencana akan meningkatkan konflik perdagangan dengan Chin dan mengatakan bahwa siap untuk mengenakan tarif lebih dari USD200 milair terhadap impor China. “Asumsi perang perdagangan akan meningkat lagi, pertanyaan yang akan diajukan oleh para pelaku pasar adalah pertumbuhan dan permintaan minyak mentah,”ujar McKenna.
Comments
Post a Comment